Penggunaan sumber listrik merupakan sumber energi yang sangat penting dijaman yang modern seperti saat sekarang ini. penggunaan listrik menjadi sebuah kosumsi mayoritas dizaman sekarang ini, hampir semua digerakkan oleh listrik seperti motor dan kompor bebas emisi yaitu seperti motor listrik dan kompor listrik. Didalam perkembangannya yang semakin maju dan modern ini kebutuhan listrik industri maupun rumah tangga amatlah dibutuhkan dan berkembang dengan sangat pesat hal ini dikarnakan kebutuhan sumber energi listrik yang meningkat akan kebutuhannya.
Satuan Listrik yang ada adalah Watt, Ampare dan Voltase, lalu 1 Ampare berapa Watt, 1 Watt berapa Ampare?..., 1 Volt Berapa Ampare, 1 Ampare Berapa Volt?..., 1 Watt berapa Volt dan konfersi listrik lainnya. Bagi sebagian orang yang awan akan tentang kelistrikan tentu saja membuat pertanyaan - pertanyaan tersebut menjadi bingung bahkan tidak mengerti, sehingga hal yang demikian dijadikan sebagai ilmu dasar kita untuk mengetahui, memahami dan untuk kita ketahui.
Dari pertanyaan - pertanyaan diatas itu kita musti tau terlebih dahulu apa itu pengertian - pengertian dari pertanyaan - pertanyaan diatas tersebut.
> Watt adalah Satuan listrik untuk menyatakan besaran daya dari besaran peralatan listrik.
> Ampare adalah Besaran arus listrik yang mengalir pada peralatan listrik dengan satuan ampare.
> Volatase adalah satuan listrik untuk menyatakan besaran tegangan listrik yang dihasilkan atau yang dibutuhkan dari berbagai sumber listrik.
Volt merupakan satuan tegangan listrik yang pertama kali dihasilkan dari pembangkit listrik baik itu dari PLN maupun Genset, tanpa adannya tegangan listrik yang dihasilkan maka tidak menghasilkan satuan Watt maupun Ampare, Sehingga alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu besaran satuan Volt nya.
Seberapa besar nilai tahanan pada suatu alat listrik mempengaruhi besaran arus listrik yang mengalir dari sumber listrik menuju alat listrik. hal tersebut biasanya disebut dengan daya listrik dalam satuan Watt.
CATATAN :
Semakin besar nilai resistansi (Ohm) pada suatu alat listrik, maka semakin kecil daya (Watt) yang dibutuhkan dan semakin kecil pula arus listrik (Ampare) yang dihasilkan dengan besar tegangan (Volt) tetap.
Semakin kecil nilai resistansi (Ohm) pada suatu alat listrik, maka semakin besar daya (Watt) yang dibutuhkan dan semakin besar pula arus listrik (Ampare) yang akan dihasilkan dengan besar tegangan (Volt) tetap.
Semakin besar tegangan listrik (Volt) yang digunakan, maka semakin kecil arus listrik (Ampare) yang dihasilkan dengan beban daya (Watt) yang sama.
Semakin kecil tegangan listrik (Volt) yang digunakan, maka semakin besar arus listrik (Ampare) yang dihasilkan, maka semakin besar arus litrik (Ampare) yang dihasilakan dengan beban daya (Watt) yang sama.
Dari catatan diatas dapat kita buktikan dengan contoh pertanyaan dan dapat dibuktikan dengan perhitungan secara ilmu matematika, contoh dan simak dari pertanyaan sebagai berikut :
Contoh Pertanyaan :
Suatu peralatan listrik memiliki nilai resistensi sebesar 500 ohm, kemudian dialiri tegangan listrik sebesar 220 Volt, maka arus listrik yang mengalir adalah?...
Jawaban :
Hukum Ohm Rumus
V = I x R
Dimana :
V = Tegangan listrik (Volt)
I = Arus Listrik (Ampare)
R = Resistansi (Ohm)
Maka :
Lalu, berapa Ampare arus listrik yang akan dihasilkan jika nilai resistansinya diperbesar menjadi 600 Ohm ?
Maka :
Jadi Kesimpulan dari hasil jawaban diatas adalah Semakain besar nilai resistansi maka semakin kecil arus listrik yang mengalir (tegangan tetap) begitu juga sebalinya semakain kecil nilai resistansi maka semakin besar arus listrik yang mengalir (tegangan tetap).
Kemudian ditanya berapa besaran daya listrik (Watt), jika tegangan listriknya 220 Volt dan arus listriknya 0,44 Ampare?...
Jawaban :
Hukum Daya (Watt)
P = V x I
Dimana :
P = Daya listrik (Watt)
V = Tegangan Listrik (Volt)
I = Arus listrik (Ampare)
Maka :
Maka :
Jadi Kesimpulan dari hasil jawaban diatas adalah Semakain besar daya (Watt) maka semakin kecil besar arus listrik yang dihasilkan (tegangan tetap) dan begitu juaga sebaliknya.
Lalu bagaimana jika dari pertanyaan diatas tegangan yang diubah menjadi lebih besar atau lebih kecil?...
Contoh Pertanyaan:
Jika suatu instalasi kelistrikan memerlukan daya listrik sebesar 96,8 Watt, saat diberikan tegangan listrik sebesar 220 Volt, maka menghasilkan arus listrik sebesar 0,44 Ampare. Jadi barapa arus listrik yang dihasilkan jika tegangan diubah menjadi 380 Volt?...
Jawabannya adalah:
Ingat Menggunakan Rumus Hukum Daya (Watt)
P = V x I
Dimana :
P = Daya listrik (Watt)
V = Tegangan Listrik (Volt)
I = Arus listrik (Ampare)
Jika yang di cari I (Ampare) Maka menggunakan rumus mencari Arus Listrik (Ampare)
I = P : V
maka :
Kesimpulannya adalah jika semakin besar tegangan listrik yang dipergunakan, maka semakin kecil arus listrik yang mengalir (dengan besaran daya tetap).
Namun yang perlu diingat ialah untuk mengubah tegangan hanya dipergunakan pada beberapa jaringan dari sumber pembangkit menuju trafo, yang kemudian diturunkan kembali sesuai dengan besaran tegangan listrik yang dibutuhkan sebelum dialirkan ke peralatan listrik.
Semoga tulisan ini bermanfaat khususnya untuk diri pribadi dan untuk orang lain, adapun kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan dalam bahasa mohon kiranya untuk dimaklumi, terima kasih
Wasalamualaikum, Wr. Wb
> Watt adalah Satuan listrik untuk menyatakan besaran daya dari besaran peralatan listrik.
> Ampare adalah Besaran arus listrik yang mengalir pada peralatan listrik dengan satuan ampare.
> Volatase adalah satuan listrik untuk menyatakan besaran tegangan listrik yang dihasilkan atau yang dibutuhkan dari berbagai sumber listrik.
Volt merupakan satuan tegangan listrik yang pertama kali dihasilkan dari pembangkit listrik baik itu dari PLN maupun Genset, tanpa adannya tegangan listrik yang dihasilkan maka tidak menghasilkan satuan Watt maupun Ampare, Sehingga alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu besaran satuan Volt nya.
Seberapa besar nilai tahanan pada suatu alat listrik mempengaruhi besaran arus listrik yang mengalir dari sumber listrik menuju alat listrik. hal tersebut biasanya disebut dengan daya listrik dalam satuan Watt.
CATATAN :
Semakin besar nilai resistansi (Ohm) pada suatu alat listrik, maka semakin kecil daya (Watt) yang dibutuhkan dan semakin kecil pula arus listrik (Ampare) yang dihasilkan dengan besar tegangan (Volt) tetap.
Semakin kecil nilai resistansi (Ohm) pada suatu alat listrik, maka semakin besar daya (Watt) yang dibutuhkan dan semakin besar pula arus listrik (Ampare) yang akan dihasilkan dengan besar tegangan (Volt) tetap.
Semakin besar tegangan listrik (Volt) yang digunakan, maka semakin kecil arus listrik (Ampare) yang dihasilkan dengan beban daya (Watt) yang sama.
Semakin kecil tegangan listrik (Volt) yang digunakan, maka semakin besar arus listrik (Ampare) yang dihasilkan, maka semakin besar arus litrik (Ampare) yang dihasilakan dengan beban daya (Watt) yang sama.
Dari catatan diatas dapat kita buktikan dengan contoh pertanyaan dan dapat dibuktikan dengan perhitungan secara ilmu matematika, contoh dan simak dari pertanyaan sebagai berikut :
Contoh Pertanyaan :
Suatu peralatan listrik memiliki nilai resistensi sebesar 500 ohm, kemudian dialiri tegangan listrik sebesar 220 Volt, maka arus listrik yang mengalir adalah?...
Jawaban :
Hukum Ohm Rumus
V = I x R
Dimana :
V = Tegangan listrik (Volt)
I = Arus Listrik (Ampare)
R = Resistansi (Ohm)
Maka :
- V = I x R
- 220 Volt = I x 500 Ohm
- I = 220 Volt : 500 Ohm
- I = 0,44 Ampare
Lalu, berapa Ampare arus listrik yang akan dihasilkan jika nilai resistansinya diperbesar menjadi 600 Ohm ?
Maka :
- V = I x R
- 220 Volt = I x 600 Ohm
- I = 220 Volt : 600 Ohm
- I = 0,36 Ampare
Kemudian ditanya berapa besaran daya listrik (Watt), jika tegangan listriknya 220 Volt dan arus listriknya 0,44 Ampare?...
Jawaban :
Hukum Daya (Watt)
P = V x I
Dimana :
P = Daya listrik (Watt)
V = Tegangan Listrik (Volt)
I = Arus listrik (Ampare)
Maka :
- P = V x I
- P = 220 Volt x 0,44 Ampare
- P = 96,8 Watt
Lalu bagaimana jika daya listrik (Watt) nilai arus listriknya diperkecil menjadi 0,36 Ampare?..
- P = V x I
- P = 220 Volt x 0,36 Ampare
- P = 79,2 Watt
Lalu bagaimana jika dari pertanyaan diatas tegangan yang diubah menjadi lebih besar atau lebih kecil?...
Contoh Pertanyaan:
Jika suatu instalasi kelistrikan memerlukan daya listrik sebesar 96,8 Watt, saat diberikan tegangan listrik sebesar 220 Volt, maka menghasilkan arus listrik sebesar 0,44 Ampare. Jadi barapa arus listrik yang dihasilkan jika tegangan diubah menjadi 380 Volt?...
Jawabannya adalah:
Ingat Menggunakan Rumus Hukum Daya (Watt)
P = V x I
Dimana :
P = Daya listrik (Watt)
V = Tegangan Listrik (Volt)
I = Arus listrik (Ampare)
Jika yang di cari I (Ampare) Maka menggunakan rumus mencari Arus Listrik (Ampare)
I = P : V
maka :
- I = P : V
- I = 96,8 Watt x 380 Volt
- I = 36,784 Ampare
Namun yang perlu diingat ialah untuk mengubah tegangan hanya dipergunakan pada beberapa jaringan dari sumber pembangkit menuju trafo, yang kemudian diturunkan kembali sesuai dengan besaran tegangan listrik yang dibutuhkan sebelum dialirkan ke peralatan listrik.
Semoga tulisan ini bermanfaat khususnya untuk diri pribadi dan untuk orang lain, adapun kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan dalam bahasa mohon kiranya untuk dimaklumi, terima kasih
Wasalamualaikum, Wr. Wb
0 Comments
KOMENTAR :
Emoji